Rabu, 13 April 2016

RESENSI BUKU SINTAKSIS






LAPORAN BUKU


OLEH

ANDI HALMINA



PROGRAM PASCASARJANA
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2012






BAB I
PENDAHULUAN
A.  Isi Buku
Buku  sintaksis ini terdiri dari tujuh bab yang terhimpun dalam tujuh bagian. Masing-masing bagian memberi pencerahan tentang sintaksis. Bab 1 membicarakan konsep-konsep dalam sintaksis. Bab 2 membahas klasifikasi frasa, baik kategori maupun struktur. Bab 3 menguraikan klasifikasi klausa baik berdasarkan distribusi satuan, fungsi, maupun hubungan antarklausa. Bab 4 memaparkan  klasifikasi kalimat. Bab 5 syarat-syarat paragraf. Bab 6 satuan-satuan dalam wacana. Bab 7  teori dan pemikiran linguistik yang berkembang di Indonesia.

B.  Tujuan Pengarang
1.        Menuliskan imajinasi yang ada dipikiran pengarang dan mengembangkan cerita itu ke dalam sebuah paragraf (sebuah buku)
2.        Memberikan efek emosional, membuat seseorang termotivasi untuk satu tujuan yaitu memperdalam ilmu tentang sisntaksis.

C.   Tujuan Penyusunan Resensi
1.      Untuk memenuhi tugas Linguistik
2.      Untuk menambah wawasan dan mengasah kemampuan untuk membuat resensi
3.      Untuk melatih diri dalam bekerja dan kami ingin memberitahukan kepada seluruh masyarakat tentang isi Buku ini layak atau tidak untuk dibaca.
D.  Manfaat Buku
Buku ini bermanfaat bagi semua masyarakat khususnya para Mahsiswa dan kalangan mahasiswa yang ada di Indonesia.
E.   Audiens (Sasaran)
Buku ini ditujukan untuk  Khalayak luas dari kelas  bawah, menengah, dan atas terutama untuk mahasiswa jurusan bahasa dan sastra indonesia.
F.   Sistematika Buku
Buku ini tersusun secara sederhana, dimulai dari sampul, isi bacaan, dan penutup bacaan.
G. Segi Kebahasaan dan Ejaan
Dilihat dari segi bahasa, pengarang Buku ini menggunakan Bahasa Indonesia yang cepat dicernah dan dimengerti oleh pola pikir para pembacanya.



BAB II
PEMBAHASAN

1.        Sampul Buku
2.        Identitas Buku
a.         Judul Buku      : SINTAKSIS
b.         Jenis Buku       : Non Fiksi
c.         Pengarang        : Prof. Dr. E. Zaenal Arifin & Dra.Junaiyah H.M.,M.Hum
d.        Penerbit            : PT Grasindo, Angota Ikapi
e.         Halaman Buku : 139  halaman
f.          Panjang dan Tebal Buku : 15,5 x 23 cm ; 0,5 cm
g.         Jenis Kertas      : Quarto
h.         Harga Buku     : Rp 22.000

3.        Ringkasan Buku
BAB 1
APAKAH SINTAKSIS

A.       Batasan Sintaksis
Sintaksis adalah cabang linguistik yang membicarakan hubungan antar kata dalam tuturan (speech) unsure bahasa yang termasuk dalam lingkup sintaksis adalah frasa, klausa dan kalimat. Farasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif misalnya rumah mewah. Klausa adalah satuan graumatikal yang berupa kelompok kata, yang sekurang-kurangnya memiliki sebuah predikat, dan berpotensi menjadi kalimat, dengan kata lain kalausa membicarakan hubungan sebuah gabungan kata dan kata yang lain. Kaliamat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri , yang sekurang-kurangnya memiliki sebuah subjek dan predikat memunyai, intonasi final (kaliamat lisan, dan aktual atau pun potensial terdiri atas klausa.
B.       Aspek-Aspek Sintaksis
1.      Kata: Ciri dan Klasifikasi
Kata dilihat dari pemakian bahasa, menurut pemakaian bahasa, kata adalah satuan graumatikal yang diujarkan, bersifat berulang-ulang, dan secara potensial ujaran itu dapat berdiri sendiri. Menurut pandangan ahli bahasa kata dipandang secara linguis, kata dapat dibedakan sebagai beberapa yakni: (1)Kata sebagai satuan fonologis; (2)Kata sebagai satuan graumatikal; (3) Kata sebagai satuan ortografis.
2.      Frasa: Ciri dan Klasifikasi
Farasa adalah satuan graumatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif (Rusyana dan Syamsuri, 1976).
Farasa terdiri atas frasa endosentris dan fara eksosentris .
Fasa eksosentris terdiri atas farasa eksosentris direktif dan faras eksosentris non direktif. Frasa endosentris terdiri atas farasa endosentris bersumbu satu dan fasa endosentris bersumbu jamak. Fasa endosentris bersumbu satu dapat dibedakan menjadi frasa nominial, farasa pronominal, frasa verbal, frasa ajektival, dan frasa numeral. Farasa endosentris bersumbu jamak terdiri atas farasa koordinatif dan frasa apositif.
3.      Klausa : Ciri dan Klasifikasi
Klausa adalah satuan graumatikal yang setidak-tidaknya berdiri atas supjek dan predikat.a berpotensi menjadi kalimat. Klausa dapat dibedakan menjadi klausa bebas dan klausa terikat, berdasarkan fungsinya klausa dapat dibedakan menjadi klausa subjek dan, klausa objek, klausa keterangan , dan kelausa pemerlengkapan.
Hubungan antar klausa koordinatif dibedakan menjadi hubungan aditif (perjumlahan ), hubungan adversative (pertentangan) dan hubungan arternatif (pemilihan).

4.      Kalimat : Ciri dan Klasifikasi)
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relative berdiri sendiri, mempunyai intonasi final(kalimat lisan) dan secara actual atau pun potensial terdiri atas klausa. Dilihat dari fungsinya, unsure-unsur kaliamt berupa , subjek, presikat, objek, pelengkap dan keterangan. Menurut bentuknya kalimat terdiri ndari kaliamat tungal dan kalimat majemuk. Kaliamat majemuk dibedakan menjadi kalimat tunggal dan perluasan.
C.       Hubungan Sintakmatis dan Paradikmatis
Di dalam bahasa dikenal hubungan sintakmatis (hubungan linier) dan hubungan paradikmatis (hubungan unsur bahasa dengan unsur diluarnya, tetapi masih dalam tataran itu).
1.        Hubungan sintakmatis
Hubungan sintakmatis adalah hubungan linier antara unsure bahasa yang satu dan unsure bahasa yang lain dalam tataran tertentu.
2.        Hubungan pradikatis
Hubungan pradikatis adalah hubungan sistematis antara unsure bahas yang memiliki kesesuaian. Ada beberapa tataran yang perluh peratikan dalam hubungan pradikmatis yakni :
§  tataran fonemis
§  tataran morfologis
§  tataran sintaksis

D.       Kategori, Fungsi dan Peran
Beberapa jenis kategori yang dapat menjadi unsure sebuah kalimat adalah nomina, pronominal, verba, adjektiva, numeralia, adverbiadan kata tugas preposisi, konjungsi, partikel. Berdasarkan fungsinya unsure-unsur kaliamt ada yang subjek, predikat, objek , pelengkapserta keterangan, akibat keterangan dan moralita.
E.       Kegramatikalan,Kebermaknaan,dan Keberterimaan
Kegraumatikalnya, kebermaknaan, dan keberterimaan adalah konsep yang mengacu pada satuan bahasa yang mengikuti kaidah tata bahasa yang meliputi beberapa tingkatan, yaitu mengangkut graumatikal bentuk kata, bentuk klausa , atau bentuk kalimat (cf.Lyons,1981:101).
F.        Tafsir Ganda
Suatu ungkapan atau pernyataan kadan-kadan bisa ditafsirkan menjadi dua makna, bahkan bermacam-macam maknakarena penyusunan ungkapan atau pernyataan tersebut kurang tertip.
G.      Parafrasa
Parafrasa berarti (1)Pengunkapan suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam bahasa menjadi yang lain dengan tidak mengubah arti; (2) Penguraian kembali suatu teks (karangan) dalam bentuk susunan kata-kata yang lain dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna tersebunyi.


H.      Permutasi
Permutasi adalah perubahan deretan atau urutan unsure-unsur kalimat.

BAB II
KLASIFIKASI FRASA

A.       Pengantar
Frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif (Rusyana dan Samsuri 1976) atau satu kontruksi ketatabahasaan yang terdiri atas dua kata atau lebih. Frasa dapat dibedakan menjadi:
1.      Frasa eksosentris
§  Frasa eksosentris direktif (partikel)
§  Frasa eksosentris nondirektif (konektif dan predikatif)
2.       Frasa endosentris
1)   Frasa endosentris berinduk tunggal
§  Frasa nominal
§  Frasa pronominal
§  Frasa ferbal
§  Frasa djektifal
§  Frasa numeral

2)    Frasa endosentris berinduk jamak
§  frasa koordinatif
§  Frasa apositif

B.       Frasa Eksosentris
Frasa eksosentris adalah fasa yang sebagian atau seluruhnya memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan semua komponenya baik dengan sumbu maupun preposisi. Farasa yang berperangkai preposisi disebut prasa preposisional atau frasa eksosentris direktif , frasa yang berperangkai lain disebut eksosentris nondirektif.
1.      farasa eksosentrid direktif (berpaltikel) contoh prasa preposisional adala dengan baik sejak kemaring, demi waktu dari rumah pada hari, menuju ke ,dll.
2.      farasa eksosentris nondirektif ( konektif dan predikatif) farasa eksosentris nondirektif ( konektif dan predikatif) dapat dibedakan menjadi (a) frasa sebagian atau seluruhnya memiliki perilaku yang sama dengan bagian-bagiannya, seperti si kancil, si terdakwa, sang kancil, sang kekasih, kaum marginal, kaum pengusaha, para pemuda, para hakim (b) frasa seluruhnya berperilaku sama dengan si terdakwa atau sang kekasih, sama-sama dapat menduduki fungsi subjek atau objek.


C.       Frasa Endosentris
frasa endosentris adalah farasa yang seluruhnya memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan perilaku salah satu komponennya. Frasa endosentris dibedakan menjadi frasa endosentris berinduk tunggal (disebut juga frasa modikatif) dan frasa endosentris berinduk jamak.
1.        frasa endosentris berinduk tunggal
fasa endosentris berindik tungal terdiri atas induk yang menjadi penanda kategorinya dan modifikator menjadi pemerinya. Frasa endosentrik berinduk tungal dapat diperinci sebagai berikut:
§  frasa nominal adalah fartasa yang terdiri atas nomina sebagai pusat dan unsur lain berpa ejektiva, verba , numeralia, pronomina, frasa preposionalisasi dll.
§  frasa pronominal adalafasa yang terdiri atas gabungan pronomina dan pronomina atau gabungan pronomina dan adjektiva. Misalnya ; kami berdua, kalian ini , mereka berdua dll.
§  frasa ferbal adalah frasa yang terdiri atas gabungan ferba dengan ferba atau gabungan verba dan adverbia atau gabungan ferba dengan preposisi. Misalnya : pergi kerja bangkit berlari, tegak berdiri.
§  frasa ddjektival adalah frasa yang terdiri dari beberapa gabungan kata atau terdiri atas induk berkategori adjektiva dan modifikator berkategori apapun. Contoh sedikit macam, agak pusing, cerah ceria, cerdik cedekia, harum mewanggi
§  frasa numeral adalah fasa yang terdiri dari numeralia sebagai induk dan unsur peluasan lainya mempunyai hubungan subordinastif dengan nomina pengolongan bilangan, dan nomina ukurang. Contohnya sembilan belas, dua lusin, tuju pulu lima, beberapa sak semen.
2.        Frasa Endosentris Berinduk Banyak
Fasa Endosentris beriduk banyak terdiri atas beberapa komponen yang sederajat dalam fungsi dan kategori. Frasa ini terbagi menjadi dua bagian yakni.
§  fasa koordinatif adalah farasa endosentris berinduk banyak , yang secara potensial komponenya dapat dihubungkan dengan partikel seperti dan,ke, seperti, tetapi atau konjungsi korelatif seperi baik, makin, maupun dll. Misalnya kaya atau miskin, kaya atau pun miskin, makin pagi makin baik.
§  frasa apositif adalah frasa endosentris berinduk banyak yang secara luar bahasa komponenya menunjuk pada maksud yang sama.misalnya: lia anak kakaku yang tinggal di lampung , yudi adalah anak pamanku yang tingal di papua.


BAB III
KLASIFIKASI KLAUSA

A.       Pengantar
Klausa adalah satuan graumatika berupa kelompok kata yang sekurang-kurang terdiri dari subyek dan predikat dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat.

B.       Klausa Berdasarkan Distribusi Satuan
Klausa dapat dibegi menjadi klausa bebasa dan klausa terikat . klausa bebasa adalah klausa yang berpotensi menjadi kalimat lengakap dan klausa terikat adalah klausa yang tidak berptensi menjadi kaliamat lengkap tetapi hanya berpotensi menjadi kalimat minor.

C.       Klausa Berdasarkan Fungsi
ternyata dapat menduduki fungsi supjek, objek, keterangan dan pelengkap,
1.      subjek
Bagian klausa yang berwujut nomina , subjek mendahului predikat seperti berlibur kami sekeluarga, berenan itu menyehatkan.
2.      objek
bagian klausa yang berwujut nomina atau farasa nominal yang melengkapi ferba transitif, objek dapa dibagi menjad objek langsung dan objek tidak langsung.
3.       klausa keterangan
klausa keterangan adalah klausa yang menjadi bagian luar inti, yang berfungsi meluaskan atau membatasi makna subjek atau makna predikat.
4.      Klausa pelengkap Klausa pelengkap adalah klausa yang terdiri atas nomina, fasa nominal, adjektifa, yang merupakan bagian dari predikat verbal

D.       Kalausa Berdasarkan Struktur
Klausa ferbal adalah klausa yang predikatnya verbal. Klausa ferba terdiri atas klausa ferbal aktif dan klausa aktif taktransitif. Klausa verbal aktif adalah klausa yang menunjukan subjek melakukan pekerjaan seperti nyang disebut dalam predikat verbanya. Klausa ferbal aktif transitif adalah klausa yang predikatnya ferbanya mempunyai sasaranatau mempunyai objek. Klausa nonverbal adalah klausa yang predikatnya berupa nomina pronominal adjektivanumeralia, atau frasa preposisional.

E.       Hubungan Antarkalausa
Ada dua macam hubungan antar klausa yaitu hubungan koordinatif dan hubungan subordinatif. Hubungan antar klausa yang koordinatif terdiri dari 3 bagian yaitu hubungan aditif, hubungan adversative, hubungan arternatif. Sedangkan hubungan antarklausa subordinatif terdiri dari 14 bagian hubungan yakni:
1.      Hubungan sebab                        8. Hubungan kenyataan
2.      Hubungan akibat                       9. Hubungan alat
3.      Hubungan tujuan                       10. Hubungan perbandingan
4.      Hubungan syarat                        11. Hubungan hasil
5.      Hubungan waktu                       12. Hubungan atributif
6.      Hubungan konsesif                    13. Hubungan andaian
7.      Huibungan cara                          14. Hubungan optatif


BAB IV
KLASIFIKASI KALIMAT

A.       Apakah Kalimat?
Ciri dan klasifikasi telah dijelaskan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai intonasi final (kaliamt lisan) dan secara actual atau pun potensial terdiri atas klausa. Dapat dikatakan bahwa kalimat membicarak hubungan antara klausa dan klausa yang lain. Jika dilihat dari fungsinya , unsur-unsur kalimat terdiri atas subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Menurut bentuknya kalimat dibedakan menjadi kaliamt tunggal, kalimat tunggal dan perluasan, serta kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat( taksetara), dan kalimat majemuk campuran. Bab ini mendeskripsikan klasifikasi kalimat dan berbagai hal yang bertalian dengan kalimat.

B.       Strategi Pengenalan Kalimat
Kalimat-kalimat berikut mengikuti pola dasar kalimat bahasa Indonesia.
1.      Telpon berering.
2.      Undang-undang itu diperbaharui.
3.      Ekonomi kita membaik
4.      Pertemuan itu tertunda-tunda
5.      Para petani bergembira
6.      Menteri luar negeri terperanjat.
Kalimat dasar adalah kalimat yang terdiri atas unsur-unsur pokok. Jadi, kalimat dasar adalah kalimat yang belum mendapat perluasan. Paling kurang kalimat dasar terdiri atas unsur subjek dan unsur predikat. Kalimat dasar yang agak panjang terdiri atas unsur subjek, predikat dan objek.

C.       Fungsi Subjek, Predikat, Objek, dan Fungsi Lain
Untuk mengetahui subjek sebuah kalimat, kita dapat menagjukan pertanyaan dengan menggunakan unsur predikat sebagai tumpuan.

D.       Kalimat menurut Bentuk
Menurut bentuk, kaliamt terdiri atas kalimat tunggal  dan kalimat majemuk.
(1)   Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu subjek dan satu predikat. Dengan demikian, semua kalimat dasar adalah juga kalimat tunggal;
(2)   Kalimat majemuk terdiri atas bebrapa bagian
§   Kalimat Majemuk Setara
§   Kalimat Majemuk Bertingkat (Taksetara)
§   Kalimat Majemuk Taksetara Ratapan
§   Kalimat Majemuk Campuran

E.       Kalimat menurut Fungsi
Menurut fungsi, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat pernyataan, kalimat pertanyaan, kalimat perintah, dan kalimat seruan. Semua jenis kalimat itu dapat disajikan dalam bentuk positif (afirmatif) atau dapat pula disajikan dalam bentuk negatif.
F.        Kalimat Efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampaun untuk memunculkan gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis kalimat itu.

BAB V
SAYARAT-SYARAT PARAGRAF

Pada bab lima ini, mengulas tentang definisi paragraf dan keruntutan pragraf. Namun paragraf dapat dikenali lewat beberapa ciri-ciri yakni:
1.      Kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf dapat beruurutan atas kaliamat tunggal, kalimat koordinatif dan kalimat subordinatif atau sebaliknya. Didalam paragraph setiap kalimat merupakan unsur pembentuk atau konstituen pembentuk. Kalimat-kalimat itu saling berkaitan secara bahasa ataupun secara imformasi.
2.      Padea umumnya, pragraf memiliki kalimat tema yang biasanya diletakan pada bagian awal, tenggah atau akhir pragraf.
3.      Kalimat yang diletakan sesudah kalimat tema bagi kalimat tema di bagian awal), kalimat yang diletakan sebelum kalimat tema, atau kalimat yang diletakan sebelum atau sesudah kliamat tema ( bagi kalimat tema di bagian tengah), biasanya merupakan perincian lebih lanjut atau penjelas atas tema.
4.      Paragraf juga dapat memiliki bagian pengantar seperti biasanya terdapat pada paragraf pertama wacana; bagian peralihan,
Semua ciri diatas merupakan ciri bagi wacana biasa kariya sastra dapat saja di ungkapkan lewat pragraf dengan ciri yang lain lagi. Kalimat dalam dialog yang berisi Tanya jawab juga merupakan sebuah paragraf karena dialog Tanya jawab dilandsi oleh tema yang sama.
BAB VI
SATUAN-SATUAN DALAM WACANA

Pada bab ke enam ini, mendefinisikan tentang aspek-aspek wacana dan satuan-satuan dalam wacana. Wacana memiliki aspek aspek semantic dan aspek graumatikal yakni aspek semantic wacana terdiri atas hubungan semantic antara bagian-bagian wacana dan kesatuan latar belakang semantic wacana. Kesatuan latar belakan semantic wacana ditandai oleh satuan topik, hubungan diantara peserta tuturan dan media yang digunakan. Aspek graumatikal ketuhan sebuah wacana dinyatakan dengan berbagai alat garaumatikal yakni konjungsi, elipsispralelisme, penggantian.  Satuan besar di dalam sebuah wacana bukan kalimat, melainkan paragraf, jika dilepaskan dari wacana paragraph sudah merupakan suatu kesatuan imformasi yang lengkap, utuh dan selesai. Sebuah paragraph yang dilepaskan itu merupakan sebuah karangan atau tulisan kecil yang imformasihnya utuh , lengkap dan selesai.

BAB VII
TEORI DAN PEMIKIRAN LINGUISTIK YANG BERKEMBANG
DI INDONESIA
Pada akhir bab ini , penulis memaparkan beberapa teori linguistic dan beberapa pemikiran yang pernah dan sedang berkembang di inidonesia. Teori-teori dan pemikiran tersebut juga sangat mewarnai cara pandang dan cara analisis penelitian sintaksis. Namun tidak semua teori dan pemikiran linguistik yang pernah berkembamng di Indonesia diuraikan dalam bab ini.
Hanya teori dan pemikiran linguistiklah yang menonjol yang diulas disini itu pun ulasanya terbatas pada siapa pencetusnya, kapan mulai diterapkan dan bbagaimana garis besar pemikirannya.
Pada dasarnya bab ini, jika di lihat dari segi teknik analisis suatu kalimat ada dua macam teori linguistic yang pernah berkembang di Indonesia secara garis besarnya yaitu teori linguisti tradisional dan teori linguistic modern. Perbedaan yang menonjol kedua teori tersebut terletak pada titik tolak memandang, cara menganalisis , dan cara mengajarkan bahasa. teori limhuistik tradisional memulai analisi bahasa dengan kata dan bentuk kata kemudian sampai pada struktur kalimat.  Teori linguistik modern memulai analisis bahas dari kalimat kemudian beralih ke unsur yang lebih kecil yaitu klausa, frasa, kata, morfem, dan fonem yang mendasaristruktur laimat tersebut. Ciri-ciri yang menonjol teori linguistik modern atau teori linguistik struktural adalah (1) pandangan tentang pentingnya hubungan antarunsur bahasa lebih dari unsur-unsur itu sendiri, (2) satu-satunya objek linguistik yang benar adalah sistem bahasa (langue), dan (3) penelitian bahasa dapat dilakukan secara diakronis ataupun singkronis (Kridalaksana,1991:7).
Ada enam teori linguistik yang diperkenalkan oleh mahasiswa strata satu, yaitu satu teori linguistik tradisional dan lima teori linguistik modern atau teori linguistik struktural. Selain itu, pada bagian akhir bab ini dipaparkan pula beberapa pemikiran para linguis terkenal di dunia yang pahamnya banyak digunakan di Indonesia.

4.        Isi Resensi
a.         Susunan Penyajian
Buku yang berjudul Sintaksis dalam penyajiannya sudah cukup baik sebagai bacaan para pembacanya. Dimulai dari pembukaan bacaan sampai penutup bacaan sudah baik karena dari satu materi  ke materi lainnya tidak bertele-tele atau tidak nyambung.
Buku ini, layak dibaca oleh siapa saja, namun lebih khususnya bagi mahasiswa strata satu jurusan bahasa atau linguistik dan guru bahasa Indonesia tingkat SMA atau SMK . Pengaran mengulas tentang dunia linguistik yakni dari frasa hinga sampai wacana, dengan pemilihan kata yang mudah memahami pembaca dan pemilihan contoh yang mudah dipahami pula. Pembahasan dalam buku ini dikelompokan kedalam enam bagian yakni.
Bab pertama membicarakan tentang konsep-konsep dalam sintaksis seperi kata, frasa, kalausa, kliamat beserta ciri-ciri dan klasifikasi masing-masing. Bab kedua membahas klasifikasi frasa, baik kategori pengisi maupun strukturnya. Bab ketiga meguraikan klasifikasi kalausa baik berdasarkan distribusi satuan , fungsi maupun berdasarkan hubungan antara klausa. Pada bab empat membahas tentang strategi pengenalan kalimat , fungsi-fungsi sintaksis dalam kalimat, peranan-peranan semantis dan beberapa jenis struktur kalimat. Bab yang berikut, bab kelima syarat-syart paragraf. Bab 6 meninjau awal wacana dan satuan-satuan pendukungnya dan pada bab terkhir yaitu bab tujuh melihat sepintas teori linguistik di Indonesia.

b.         Gaya Bahasa
Pengarang menggunakan bahasa yang baku sehingga masyarakat umum, khususnya para mahasiswa mudah mengerti dari isi buku sintaksis tersebut.

c.         Hal-hal yang menarik dari Buku
Buku ini bisa menarik perhatian para pembaca. Dari setiap bagian bacaan ke bagian bacaan selanjutnya saling berkaitan sehingga membuat para pembaca ingin mengetahui materi selanjutnya.

d.        Kelebihan Buku
·          Cover (sampul) Buku sangat menarik
·         Kertas Buku menggunakan kertas quarto
·         Buku ini dapat menambah wawasan tentang sintaksis
·         Isinya sangat baik karena memberi pengalaman baru dan ilmu baru bagi pembacanya. Bahasa yang digunakan pun mudah dipahami, tidak terlalu panjang namun isinya sudah berbobot. Susunan paragraf dan isinya pun sudah baik.

e.         Kelemahan Buku
Selain memiliki kelebihan, buku sintaksis ini pun memiliki kelemahan, namun hanya sedikit yakni pengarang mengulang-ulang pengertian yang sudah disampaikan pada bab-bab sesudahnya yang mana terlihat seperti pengertian kata, frasa, klausa dan kalimat.

5.        Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik
a.    Unsur Instrinsik
1.      Tema : linguistik
2.      Bahasa : Bahasa Indonesia baku
b.   Unsur Ekstrinsik
1.      Sosial Agama
2.       Sosial Ekonomi
Keadaan ekonomi pengarang tergolong menengah ke atas karena dilihat dari segi bacaan yang ada dalam Buku. Disamping itu, gaya bahasa yang digunakan juga menunjukkan status sosialnya.
3.      Sosial Budaya
Pengarang merupakan seorang yang tekun bekerja.
4.      Biografi Pengarang
Prof. Dr. E. Zaenal Arifin, M.Hum. dilahirkan di Tasikmalaya, 28 Maret 1948. Ia memperoleh gelar S-1 dari FKSS IKIP Bandung tahun 1980, gelar S-2 Magister Linguistik tahun 1993, dan gelar S-3 Doktor Linguistik tahun 2000 dari Program Pascasarjana Universitas Indonesia. Kini ia bertugas sebagai peneliti media  Bidang Bahasa di pusat Bahasa. Selain itu ia adalah Guru Besar Indonesia/Linguistik pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, Universitas Trisakti, Universitas Mercu Buana, Universitas Tarumanegara, Institut Ilmu Pemerintahan Abdi Negara, Universitas Indonusa Esa Unggul, dan Universitas Nasional, Jakarta. Sejak 2004 ia mengasuh rubrik “Gerbang Bahasa” dalam majalah Media Watch The Habibie Center. Sekali-kali ia menjadi pendamping bahasa di DPR RI dalam pembahasan berbagai RUU.
Karyanya: cermat berbahasa untuk perguruan tinggi (2007,Cet.XVI); Penggunaan Bahasa Dalam Surat Dinas(1996, Cet. VI); Dasar-dasar Penyusunan Karya Ilmiah (2003, Cet. XI);Bahasa yang efektif dalam surat lamaran (200), Cet. III); Seribu Satu Kesalahan Berbahasa (2003,Cet III). Bahasa bagi Kalangan Sekertaris (2005,Cet.I);Morfologi untuk Strata Satu (2007, Cet.I).
Dra. Junaiyah H.M., Hum. Dilahirkan di Sukadana, Lampung Timur, 22 Juni 1948, tamat S-1 FKSS-IKIP Yogyakarta (1976) dan S-2 Linguistik Universitas Indonesia (1993). Ia menjadi Pegawai Pusat Bahasa 1977-2004; Pengajar di FKM UI 1986-2003; di Akademi Perniagaan Indonesia 1977-1987, di Akademi Statistik, Jakarta 1984-1986; di Fakultas Keguruan Universitas Pakuan Bogor 1982-1992; 2000-sekarang, penyunting senior pada salah satu penerbit swasta di Semarang 2001-2003; pengajar mMorfologi Bahasa Lampung Program D-3 Bahasa Lampung, Unila; Pengajar PPPG Bahasa Jakarta 2000-2007, penyuluh bahasa Indonesia pada instansi pemerintah dan swasta di Jakarta dan daerah 1979-2004; pengasuh siaran” Aku Cinta Bahasa Indonesia” (ACBI) di RRI siaran nasional Jakarta 1994-2000.
Ia sering membantu DPR RI dan berbagai departemen dalam membahas rancangan undang-undang (sejak 1986), membantu MPR RI dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan, 1998-2003, dan membantu Mahkamah Konstitusi (2006). Sekarang ia sering membantu berbagai departemen dan kementrian di Jakarta dan pengajar D-3 IPB kelas Jakarta.
Karyanya: Kamus Lampung Indonesia ( Pusat Bahasa 1985; Balai Pustaka 2001,) dan Serba Sekilas Sejarah, Fungsi dan kedudukan Bahasa Indonesia (1985), Masalah Bahasa yang Dapat Atasi Sendiri (Ketua Tim,1987) dan Morfologi (2007, bersama Zaenal Arifin) Tulisannya pernah dimuat di Kompas, Suara Karya, dan  Pelita. Ia menjadi penyumbang tulisan untuk lembar komunikasi (Terbitan Tetap Pusat Bahsa).
Ia menjadi Pemakalah pada pertemuan Masyarakat Linguistik Indonesia di Solo 1983, HPBI di Kalimantan Timur 1998 dan Jakarta 2006, pekan Seni Mahasiswa Nasional VII di Bandar Lampung 2004, Pertemuan Efigrafi Nasional di Malang, dan Pertemuan Bahasa Wilayah Barat di Bandar Lampung, November 2007.




BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A.    Simpulan
Buku ini berisikan tentang  sintaksis terdiri dari tujuh bab yang terhimpun dalam tujuh bagian. Masing-masing bagian memberi pencerahan tentang sintaksis. Bab 1 membicarakan konsep-konsep dalam sintaksis. Bab 2 membahas klasifikasi frasa, baik kategori maupun struktur. Bab 3 menguraikan klasifikasi klausa baik berdasarkan distribusi satuan, fungsi, maupun hubungan antarklausa. Bab 4 memaparkan  klasifikasi kalimat. Bab 5 syarat-syarat paragraf. Bab 6 satuan-satuan dalam wacana. Bab 7  teori dan pemikiran linguistik yang berkembang di Indonesia.
B.     Saran
1.      Redaktur
·         Penerbit seharusnya mengadakan launching kumpulan Buku-Buku terbaru Sintaksis cabang linguistik agar lebih dikenal masyarakat.
2.      Pembaca
 Pembaca supaya mau membaca dan memahami maksud dari isi bacaan dari pengarang. Pembaca dituntuk  untuk mengambil segi positif yang ada di dalam buku.


DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E.Zaenal dan H.M.,Junaiyah. 2008. Sintaksis. Jakarta: PT Grasindo.